Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kopi Hitam, Obrolan Kehidupan dan Pencerahan 2

 

Kopi Hitam, Obrolan Kehidupan dan Pencerahan 2

uripkuiurup.com - Sore itu, masih diberanda rumah Ki Jambon, aku tak bergeser sedikitpun dari tempat duduk ku, kulihat kopi hitam tinggal separuh dan tak panas lagi, namun aroma kopinya masih sangat kuat menusuk hidung.

Dimataku, Ki Jambon merupakan seorang tokoh yang bijak, ahli hikmah, sederhana, dan pembelajar sejati. Wajahnya yang mulai berkeriput menandakan pengalaman panjang yang dimilikinya.

"Ki Jambon," kataku sambil menyeruput ampas kopi hitamku, "apa pendapatmu tentang fenomena politisi dan masyarakat dalam Pemilu beberapa waktu yang lalu?"

Ki Jambon mengangguk, mengatur posisi duduknya dengan tenang, "Politik adalah cermin dari kehidupan masyarakat. Di dalamnya terdapat dinamika yang kompleks, termasuk berbagai macam kepentingan dan pandangan."

"Kemarin itu, banyak yang merasa kecewa dengan hasil Pemilu," ujarku, mencoba memahami sudut pandangnya.

"Ya, itu wajar. Namun, dalam setiap kekecewaan, kita bisa belajar banyak hal," jawab Ki Jambon. "Pemilu adalah proses pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih memahami pentingnya persatuan dan kesepakatan."

"Apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki kondisi politik yang terkadang penuh dengan konflik dan kemunafikan?" tanyaku.

Ki Jambon tersenyum, "Kita harus mengembangkan budaya mufakat. Masyarakat perlu diajak untuk berdialog, saling mendengar, dan mencari solusi bersama,"

"Politisi pun harus memiliki integritas dan komitmen untuk melayani rakyat, bukan sekadar memenuhi kepentingan pribadi atau kelompok."

Aku mengangguk, dan terdiam beberapa saat, meresapi kata-kata Ki Jambon.

Ki Jambon, dengan penuh kesabaran, melanjutkan pembicaraan. "Selain itu, penting juga bagi kita untuk terus memperkuat budaya demokrasi, di mana setiap suara dihargai dan setiap keputusan diambil berdasarkan kepentingan bersama."

"Apa yang bisa kita lakukan sebagai individu untuk memperkuat budaya demokrasi itu, Ki?" tanyaku, ingin tahu.

Ki Jambon menjawab, "Kita bisa mulai dari hal-hal kecil. Misalnya, dengan memberikan pendidikan politik yang seimbang kepada masyarakat, mengajak mereka untuk berpartisipasi aktif dalam proses politik, atau menjadi agen perubahan di lingkungan sekitar."

"Apa pun hasilnya, yang terpenting adalah kita belajar dari setiap pengalaman dan terus berusaha untuk memperbaiki kondisi," tambah Ki Jambon sambil menyesap rokok kretek ditangannya.

Ki Jambon menandaskan, "Kita semua sejatinya pembelajar di dalam perjalanan hidup ini. Yang penting adalah terus berusaha menjadi yang lebih baik, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat."


Bersambung...