Menyikapi Pro dan Kontra Kehadiran Rocky Gerung dan Dikki Akhmar di Blitar
Flayer Acara Merawat Akal Sehat di Bumi Laya Ika Tantra Adi Raja (Blitar) yang Akan Digelar Pada Senin, 15 Juli 2024 di Pendopo Islam Nusantara (PINUS) Blitar |
uripkuiurup.com - Pada 15 Juli 2024 besok, Blitar akan menjadi tuan rumah sebuah acara yang mengundang dua tokoh nasional kontroversial: Rocky Gerung dan Dikki Akhmar, direncanakan kegiatan akan digelar di PINUS Sekardangan.
Acara bertajuk "Merawat Akal Sehat di Bumi Laya Eka Tantra Adi Raja (Blitar)" ini diselenggarakan oleh PC PMII Blitar Raya dan Forum Diskusi Akal Sehat Indonesia. Tidak mengherankan, flayer acara ini dengan cepat menjadi viral di media sosial dan grup WhatsApp warga Blitar.
Kehadiran Rocky Gerung dan Dikki Akhmar yang terkenal dengan pemikiran yang sering kali berseberangan dengan kebijakan pemerintah menjadi magnet bagi polemik.
Di satu sisi, acara ini menawarkan kesempatan berharga untuk mendengar pandangan-pandangan alternatif yang mungkin tidak sering didengar dalam wacana arus utama.
Bagi sebagian orang, kehadiran Rocky Gerung dan Dikki Akhmar dianggap sebagai angin segar yang dapat memperkaya diskursus publik. Argumen-argumen mereka yang sering kali tajam dan kritis bisa menjadi cermin bagi masyarakat untuk melihat realitas dengan lebih jernih dan objektif.
Dalam konteks ini, "merawat akal sehat" berarti berani membuka diri terhadap berbagai perspektif, termasuk yang kontroversial sekalipun. Dengan mendengarkan suara-suara yang berbeda, kita bisa lebih bijak dalam menilai situasi dan kebijakan yang ada.
Namun, di sisi lain, tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran dua tokoh ini juga menimbulkan kekhawatiran. Rocky Gerung dan Dikki Akhmar sering kali dicap sebagai provokator yang hanya memperkeruh suasana.
Bagi kelompok ini, acara tersebut dikhawatirkan hanya akan menjadi ajang penyebaran hoaks dan pemikiran yang tidak konstruktif. Mereka melihat risiko besar bahwa acara ini bisa memecah belah masyarakat Blitar yang selama ini hidup dalam kedamaian.
Dalam pandangan mereka, "merawat akal sehat" seharusnya berarti menjaga stabilitas sosial dan tidak memberi panggung pada suara-suara yang hanya akan menimbulkan kegaduhan.
Lalu, bagaimana kita sebaiknya menyikapi pro dan kontra ini? Agaknya, penting untuk menempatkan diri di tengah-tengah kedua argumen tersebut. Merawat akal sehat tidak berarti menutup telinga terhadap pandangan yang berbeda, namun juga tidak berarti menerima begitu saja setiap pemikiran tanpa saring.
Kehadiran Rocky Gerung dan Dikki Akhmar seharusnya dijadikan momentum untuk lebih kritis dan selektif dalam menerima informasi. Setiap argumen yang mereka sampaikan harus diuji dengan nalar dan fakta, bukan diterima secara mentah-mentah.
Bagi penyelenggara acara, penting untuk memastikan bahwa diskusi berjalan dengan tertib dan produktif. Moderator yang kompeten dan aturan diskusi yang jelas bisa menjadi kunci agar acara ini tidak berujung pada debat kusir. Masyarakat yang hadir juga perlu didorong untuk aktif berpartisipasi dengan menyampaikan pertanyaan dan pendapat yang kritis namun tetap santun.
Akhirnya, pro dan kontra terkait acara ini adalah bagian dari dinamika demokrasi. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mengambil hikmah dari setiap perbedaan pandangan. Merawat akal sehat berarti terus belajar dan berani membuka diri terhadap pemikiran baru, sembari tetap kritis dan bijak dalam menyikapinya.
Dengan memahami bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dalam masyarakat yang demokratis, kita bisa menjadikan acara ini sebagai peluang untuk memperkuat kohesi sosial. Salah satu cara untuk meredam ketegangan adalah dengan mempromosikan dialog yang konstruktif dan menghormati perbedaan.
Peran media juga sangat penting dalam menyikapi acara ini. Media harus bertanggung jawab dalam melaporkan isi diskusi secara objektif dan seimbang, tanpa memperkeruh suasana dengan judul-judul provokatif.
Transparansi dalam pemberitaan akan membantu masyarakat memahami konteks dan substansi dari diskusi yang terjadi, sehingga mereka bisa menilai sendiri tanpa terpengaruh oleh opini yang sudah terpolarisasi.
Di sisi lain, warga Blitar harus diberikan pemahaman bahwa dialog dengan tokoh-tokoh kontroversial seperti Rocky Gerung dan Dikki Akhmar adalah bagian dari proses pembelajaran politik.
Dialog yang sehat dapat menjadi ruang bagi masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami berbagai sudut pandang yang ada.
Kesimpulannya, pro dan kontra mengenai kehadiran Rocky Gerung dan Dikki Akhmar dalam acara ini mencerminkan dinamika yang sehat dalam masyarakat kita.
Dengan sikap yang tepat, acara ini bisa menjadi momentum penting untuk memperkaya diskursus publik dan memperkuat nilai-nilai demokrasi di Blitar. Mari kita jadikan "Merawat Akal Sehat di Bumi Laya Eka Tantra Adi Raja" sebagai ajang pembelajaran bersama. (red).