Warung Berkah Pinus: Makan Tiga Ribu, Kenyangnya Seharian, Pahala Selamanya
![]() |
Warung Berkah Pinus Berlokasi di Bandung Tlogo Kanigoro Blitar |
uripkuiurup.com - Di tengah zaman serba mahal seperti sekarang, ada satu tempat di Blitar yang bisa bikin perut kenyang, hati tenang, dan dompet tetap aman. Namanya Warung Shodaqoh Berkah Pinus, atau akrab dipanggil Warso.
Awalnya, warung ini berdiri di Jalan Raya Jajar, Kanigoro, setahunan yang lalu. Tapi kini, Warso pindah ke tempat yang lebih luas, yakni di Bandung, Tlogo Kanigoro. Pindah lokasi, iya. Naik kelas, juga iya.
Yang bikin banyak orang heran, meski tempatnya lebih besar dan pengunjungnya makin ramai, harga yang ditawarkan tetap sama. Bayangkan, makan prasmanan cukup Rp3.000 saja. Tidak ada tipu-tipu, tidak ada syarat ribet, cuma satu pesan untuk semua pengunjung "Ambil secukupnya, jangan ada sisa".
Warung ini bukan warung biasa. Ia lahir dari gagasan PC IKA PMII Blitar Raya, sebuah wadah alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, yang ingin menghadirkan keberkahan lewat pangan murah dan semangat berbagi. Jadi, orientasinya bukan sekadar cuan, melainkan ladang shodaqoh yang pintunya terbuka lebar untuk siapa saja.
Dan menariknya, pengunjung tidak hanya bisa makan murah, tapi juga bisa ikut bershodaqoh dalam berbagai bentuk. Ada yang menyumbang uang, ada yang membawa beras atau sayur-mayur, bahkan ada yang menyumbang tenaga.
Saya sendiri beberapa waktu kemarin, mengajukan diri untuk bersedah berupa tenaga, dan ahirnya oleh pengelola diberi jadwal pada kemarin Selasa 5 agustus 2025, saya dan beberapa sahabat “dinas” di sana mulai pukul 07.30 hingga 15.00 WiB.
Tugasnya macam-macam, mulai dari menata parkir, membersihkan area warung, mencuci gelas - piring, sampai ikut masak di dapur. Rasanya seperti ikut kerja bakti, tapi atmosfernya penuh semangat dan tawa.
Hari itu pengunjung membludak, 469 orang tercatat makan di Warso. Dan ternyata menurut pengelola, itu angka yang “biasa-biasa saja”. Rata-rata, setiap hari ada sekitar 500 orang yang datang, bahkan di momen tertentu pernah tembus 600 lebih. Bayangkan, satu warung bisa memberi makan ratusan orang setiap hari, tanpa membebani kantong mereka.
Pagi itu sambil menunggu warung buka jam 8, para pengunjung sudah banyak yang mengantri, saya sempat duduk sebentar di salah satu bangku kayu sambil berbincang dengan seorang bapak paruh baya. Saya lupa tidak menanyakan namanya, tetapi beliau bilang adalah warga Karangsono yang hampir setiap hari mampir ke Warso.
“Kalau makan di sini, rasanya seperti makan di rumah sendiri. Murah, enak, dan nggak pernah malu-malu mau nambah. Semua orang dilayani sama baiknya,” ujarnya sambil tersenyum.
Beliau bercerita, ia kadang datang bersama temannya yang sama sama buruh tani. Dengan uang Rp15.000, mereka berdua bisa makan kenyang dan masih ada sisa untuk beli es teh maupun es jeruk.
“Saya senang sekali, soalnya nggak cuma makan murah, tapi rasanya juga bersyukur banget. Kalau rezeki lagi ada, saya juga ikut taruh uang di kotak shodaqoh,” tambahnya pelan.
Kisah seperti ini bukan satu-dua kali terdengar di Warso. Setiap pengunjung membawa cerita masing-masing, ada yang datang karena penasaran, ada yang singgah karena perjalanan jauh, dan ada pula yang menjadikan Warso tempat langganan karena merasa nyaman.
Di lokasi yang baru ini, suasana Warso tampak makin meriah, mungkin karena keberadaan usaha-usaha lain di sekitarnya. Tepat di sebelah utara, ada Cafe Cetho yang menawarkan aneka jenis kopi berkualitas plus fasilitas karaoke, dikelola oleh PAC IKA PMII Kanigoro.
Sedangkan di sebelah timur, PAC IKA PMII Sutojayan berjualan aneka jus buah segar. Bersebelahan lagi, ada gerobak pentol dan cilok dari PAC IKA PMII Kesamben, lalu jajanan tradisional dari PAC IKA PMII Garum.
Bedanya, kalau Warso berjalan dengan misi sosial, usaha-usaha lain di sekitarnya memang profit oriented. Tapi semuanya tetap dalam semangat kebersamaan ala keluarga besar IKA PMII. Inilah yang membuat kawasan Warso Berkah Pinus bukan sekadar tempat makan, tapi juga pusat interaksi sosial, ekonomi, dan gotong-royong.
Warung Berkah Pinus bukan hanya mengenyangkan perut, tapi juga menumbuhkan rasa kemanusiaan. Ia adalah bukti bahwa visi sosial bisa berjalan beriringan dengan semangat kebersamaan.
Dan melalui Warso, PC IKA PMII Blitar Raya berhasil menghadirkan pesan sederhana namun mendalam; berkah itu lahir dari berbagi, dan berbagi itu selalu menumbuhkan berkah.