Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kopi Hitam, Obrolan Kehidupan dan Pencerahan 3

 

Kopi Hitam, Obrolan Kehidupan dan Pencerahan 3

uripkuiurup.com - Malam mulai merayap, suasana di beranda rumah Ki Jambon terasa lebih hening dari biasanya. Gelas kopi hitam yang telah habis, kini sudah digantikan dengan gelas baru kopi hitam yang masih panas.

"Apa pendapatmu tentang situasi ekonomi saat ini, Ki?" tanyaku, mencoba membuka percakapan kembali.

Ki Jambon menghela nafas panjang. "Lapangan pekerjaan semakin sulit, sektor usaha juga lemah. Bahkan para pengusaha banyak yang mengeluh."

Aku mengangguk setuju, "Ya, masyarakat sedang terpuruk menghadapi situasi ini."

Ki Jambon tersenyum, "Mungkin saatnya kita mempertimbangkan solusi yang kreatif dan inovatif, bukan hanya mengeluh dan meratapi nasib."

"Seperti apa solusi yang dimaksud, Ki?" tanyaku, tertarik.

"Sekaranglah waktu yang tepat untuk masyarakat menjadi lebih mandiri," jawab Ki Jambon dengan serius.

"Bertahan dan terus bergerak. Sejatinya dalam kondisi ekonomi terpuruk seperti saat ini, bisa memacu potensi dan kreatifitas masyatakat untuk menemukan peluang usaha baru."

Lagi-lagi aku mengangguk, "Tapi, bukankah merintis usaha juga tidak mudah, Ki?"

Ki Jambon menyipitkan matanya sambil tersenyum, "Tentu saja tidak mudah, kalau mudah kehidupan ini jadi nggak indah, Mas."

Aku tertawa, tanpa kata, aku mulai memahami bahwa kesulitan adalah bumbu kehidupan, yang akan mempermanis perjalanan hidup.

Ki Jambon ikut tertawa, "Sudahlah, Mas, urip kui mung sakdermo ngelakoni, dalam kondisi seperti ini, kita harus tetap optimis, tetap produktif, tetap berkarya, dan yang terpenting harus tetap jadi orang baik."

Kami berdua saling menatap, lalu tertawa lepas bersama-sama. Kemudian aku pun menyeruput kopi hitamku, dan Ki Jambon menyalakan lagi rokok kretek nya yang tinggal sebatang.

"Tertawa dalam kesulitan bisa menjadi obat, mas" kata Ki Jambon dengan mengepulkan asap rokok.

"Menghadapi masalah dengan humor dapat membuat beban terasa lebih ringan, dan pikiran lebih jernih untuk mencari solusi." Lanjut Ki Jambon sambil tangannya maraih gelas Kopi Hitam di sampingnya.


Bersambung...